Saturday, March 24, 2012

Perjalanan ke Surabaya

Kamis, 15 Maret 2012, pukul 16.00 aku berangkat dari Pulogadung menuju ke Kudus, dengan bus Bejeu dengan tarif 90 ribu. Kondisi bus terisi kira-kira 70%. Aku duduk di kursi tengah. Sepanjang perjalanan aku merasa tidak nyaman, badan capek, pegal karena AC-nya sangat dingin.

Pukul 03.00 aku sampai di terminal Kudus. Suasana masih sangat sepi.

Pukul 04.00 aku menuju ke Surabaya dengan bus Indonesia dengan tarif 33.000.

Pukul 11.00 samai di terminal Bungurasih. Setelah membayar parkir 7000, aku langsung pulang ke rumah.

Perjalanan ke Jakarta

Rabu, 14 Maret 2012, pukul 10.20 aku berangkat ke Semarang dengan bus patas Sinar Mandiri Mulia. Tarif bus ini adalah 50 ribu tanpa makan, jadi sebetulnya lebih mahal dari bus Jaya Utama. Hal yang membuat bis ini kurang nyaman adalah setelah AC-nya yang sangat dingin. Selain itu bus ini juga sering menaikkan penumpang, persis seperti bus ekonomi AC.

Sekitar pukul 14.20, bus mampir di rumah makan Pantura Ria di perbatasan Jatim – Jateng. Aku tidak makan, hanya menunaikan sholat Dhuhur.

Pukul 17.00, bus sampai di terminal Kudus. Aku langsung mencari tiket, dan akhirnya dapet bus Budi Jaya dengan harga 85 ribu. Setelah membayar tiket, aku segera mencari makan di dekat terminal. Ketemu-lah sebuah warung kecil yang menjual aneka macam masakan khas Kudus. Aku memesan soto ayam, yang ternyata rasanya maknyusss, apalagi dengan harga 5000 sudah plus teh manis.

Pukul 18.00, bus Budi Jaya berangkat dari terminal Kudus. Ternyata kondisi bus sungguh mengecewakan, tidak ada selimut, kursi yang kurang ergonomis, dan jumlah kursi yang banyak, tidak seperti bus-bus yang lain.

Pukul 08.30, bus baru sampai di Pulogadung, setelah sebelumnya mampir dulu ke Lebakbulus. Sungguh lama sekali perjalanannya, apalagi dengan kondisi kursi yang kurang nyaman, membuat capek di badan.

Perjalanan ke Surabaya

Kamis, 8 Maret, 2012 pukul 21.30 aku berangkat menuju Semarang dengan kereta api Tawang Jaya. Aku duduk di bangku yang ditempati 3 orang, namun hanya ditempati 2 orang. Jadi kondisi kereta tidak terlalu penuh, beberapa kursi lain juga kosong. Aku baru pertama kali ini naik kereta api ini. Suasana kereta tidak terlalu penuh, mengingatkanku pada kereta api ekonomi masa-masa kuliah dulu, kosong melompong, sampai bisa selonjoran di kursi.

Jumat, 9 Maret 2012, pukul 06.30 kereta tiba di stasiun Poncol Semarang. Suasana kota Semarang waktu itu cukup cerah. Setelah menunaikan sholat Subuh dan membersihkan diri di toilet, aku langsung keluar hendak mencari sarapan dan menuju ke terminal Terboyo. Di depan stasiun, ternyata ada warung kecil yang cukup ramai. Aku langsung menuju kesitu, setelah menunggu beberapa waktu karena penuh. Ternyata memang citarasa masakannya cukup enak, apalagi teh-nya, terasa banget, nendang rasanya, pantes ramai.

Pukul 08.00, aku meninggalkan terminal Terboyo dengan bus Indonesia. Tidak ada yang istimewa dengan perjalanan ini. Seperti biasanya, bus Surabaya Semarang berjalan dengan santai dan beberapa kali ngetem di tempat yang tidak pasti dalam waktu yang cukup lama.

Pukul 02.00, aku tiba di terminal Bungurasih. Setelah membayar 6000 ribu di tempat parkir sepeda motor, aku langsung menuju ke rumah.

Perjalanan ke Jakarta

Rabu, 7 Maret 2012, pukul 10.00 aku berangkat menuju terminal Bungurasih. Setelah membeli kue bika dan pukis, mengisi pulsa, dan mampir ke ATM, motor segera kutitipkan di penitipan sepeda dekat terminal. Setelah berjalan kira-kira 5 menit, aku langsung menuju pemberangkatan bus patas menuju Semarang.

Pukul 10.40, bus patas Jaya Utama segera berangkat dari terminal Bungurasih. Kondisi bus tidak terlalu penuh. Setelah membayar ongkos 55 ribu, aku segera terlelap. Bus mampir sebentar di rumah makan setelah kota Tuban. Lalu lintas pada saat itu tidak terlalu ramai, namun macet cukup lama di daerah sebelum Juwana.

Pukul 17.20, bus sampai di terminal Kudus. Aku segera mencari tiket untuk menuju Pulogadung. Target pertama adalah bus Bejeu, namun sudah habis. Akhirnya aku dapat bus Haryanto, dengan harga 90 ribu setelah melalui proses tawar menawar. Dengan harga segitu, aku dapat kursi nomor 2 dari belakang. Kondisi bus kurang nyaman, air toilet-nya kotor, dan banyak debu. Selain itu, aku juga agak curiga, karena beberapa kali mekanik memeriksa kondisi mesin bus. Namun karena sudah membayar dan perjalanan-ku juga tidak terlalu tergesa-gesa, aku cuek aja.

Setelah pengalaman naik bus malam, ternyata memang yang enak adalah kursi belakang atau depan sekalian. Kursi tengah memang nyaman secara suspensi, namun secara udara ventilasi sangat kurang nyaman, karena terlalu banyak angin yang lewat. Begitu naik, aku juga langsung terlelap, terbangun ketika bus istirahat untuk makan malam di daerah Batang.

Pada pukul 01.00-an, bus berhenti lama sekali di sebuah pangkalan truk, masih di daerah Jawa Tengah. Rupanya bus mengalami kerusakan. Setelah menunggu lama sekali, seluruh penumpang dialihkan ke bus Safari Darma Raya yang kondisinya jauh lebih parah. Diantara sekian banyak penumpang, tidak ada yang komplain dengan kondisi itu. Jadi penumpang yang kebanyakan masih muda itu, sangat kooperatif.

Pada pukul 11.00, bus sampai di Jakarta. Aku turun di depan halte Gudang Garam, Cempaka Putih. Saat itu tujuanku ke stasiun Senen untuk membersihkan badan dan mencari tiket kereta api untuk balik. Sesampai di Senen, aku mencari tiket dulu, dan akhirnya dapet Tawang Jaya. Kereta api jurusan Solo, Jakarta, Malang sudah habis semua.

Saturday, February 25, 2012

Kopi Jahe

Artikel berikut adalah kumpulan resep mengenai cara pembuatan kopi jahe dari berbagai sumber. Semua resep belum pernah saya coba, hanya merupakan referensi.

Semua resep hampir sama, penanganan utama adalah pada jahe. Jahe sebaiknya dibakar dulu, kemudikan dimemarkan. Setelah itu, jahe direbus bersama-sama dengan bahan lain yang cukup variatif, bisa berupa daun pandan, cengkeh, serai, kayu manis. Nah, air rebusan jahe dan bahan-bahan lain ini yang digunakan sebagai air kopi.

Monggo, silakan dicoba.

Raja Resep

Bahan

  1. 2 sendok makan kopi
  2. 2 potong jahe ukuran jempol
  3. gula aren secukupnya (tergantung selera)
  4. 3 gelas air

Cara membuat

  1. bakar jahe, kemudian memarkan
  2. rebus air dan masukkan semua bahan
  3. tunggu hingga mendidih dan air tersisa 1 gelas
  4. saring dan siap untuk dinikmati

Resep Jatmiko

Bahan

  1. 4 sendok teh kopi instant
  2. 750 ml air
  3. 150 gr jahe
  4. 1 batang (5 cm) kayu manis
  5. 2 lembar daun pandan (diikat)
  6. 250 gr gula
  7. krim cair atau kocok secukupnya

Cara membuat

  1. bakar jahe, lalu memarkan
  2. rebus air bersama jahe, kayu manis, daun pandan, dan gula sampai mendidih.
  3. saring air, taruh di gelas.
  4. tambahkan kopi instant, aduk sampai rata
  5. tuangkan ke dalam cangkir, sajikan dengan krim cair atau kocok.

Resep Langsung Enak

Bahan

  1. 1 liter air
  2. 5 sendok teh kopi instant
  3. 150 gr jahe
  4. 2 batang serai
  5. 1 batang (5 cm) kayu manis
  6. 3 lembar daun pandan (diikat)
  7. gula (sesuai selera)

Cara membuat

  1. bakar jahe, lalu memarkan
  2. memarkan serai
  3. rebus air bersama jahe, serai, kayu manis, dan daun pandan sampai mendidih.
  4. saring air, taruh di 5 gelas.
  5. tambahkan kopi instant dan gula, aduk sampai rata

Resep Lereng Merapi

Bahan

  1. 10 cm jahe segar
  2. 2 batang serai
  3. 2 batang cengkeh
  4. 2 sendok makan kopi
  5. 3 sendok makan gula pasir
  6. 500 ml air

Cara Membuat

  1. bakar jahe, lalu memarkan
  2. memarkan serai
  3. rebus air bersama jahe, serai, cengkeh sampai mendidih.
  4. saring air
  5. tambahkan kopi dan gula, aduk sampai rata

Tuesday, February 21, 2012

Mencuci Bantal

Judul yang terasa aneh, mencuci bantal, atau aku saja yang ga biasa dengan aktivitas mencuci bantal. Sering berpikir, kira-kira bantal bisa dicuci ga ya? Cukup penasaran juga, karena bantal klo sudah lama suka berdebu, kadang kena noda iler, ompol, atau yang lain. Ga sengaja baca artikel di Kompas, ternyata bantal bisa dicuci. Belum dibuktikan sih, tapi ga apa-apa disimpan di blog ini jika suatu saat sedang mood untuk nyuci bantal.

Mencuci

Cara mencucinya memang seperti ketika mencuci pakaian biasa. Masukkan bantal ke dalam mesin cuci. Gunakan deterjen yang ringan dan air hangat, lalu atur agar mesin berputar secara halus saja. Setelah bantal selesai dicuci, lalu bilas dua kali untuk memastikan deterjen sudah benar-benar terlepas dari bantal. Jangan meremas bantal untuk membuang airnya, karena akan membuat bantal berubah bentuk.

Mengeringkan

Sebaiknya Anda langsung mengeringkan bantal, untuk mencegahnya berbau. Anda bisa langsung menjemur bantal dengan menggantungnya di tali jemuran. Namun bantal justru akan menggembung ke bentuk aslinya jika dimasukkan ke dalam pengering. Gunakan pengaturan panas rendah. “Saya biasa memasukkan bola tenis bersih ke dalamnya, karena akan membantu menggembungkan kembali bantal tersebut," ujar Morgan.

Setelah itu keluarkan, remas sedikit bantal untuk merasakan apakah sudah benar-benar kering. Jika masih sedikit lembab, masukkan kembali ke pengering.

Mengenal Huruf untuk Anak

Saya akan coba mengulas teknis seputar mengenal huruf untuk anak, usia dini, yaitu TK sampai kelas 3. Kebetulan saat ini saya menghadapi kasus yang nyata, anak saya seusia tersebut. Referensi saya dari berbagai sumber, jadi bukan dari pengamatan sehari-hari. Justru tulisan ini nantinya mungkin akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fokus untuk anak usia TK sampai 3 tahun adalah membantu mereka untuk belajar calis (membaca dan menulis). Mengenal huruf tidak berarti hanya bisa membaca tulisan, namun harus mengerti arti dari tulisan. Pengenalan juga berarti anak harus kritis terhadap apa yang dibaca atau didengar. Juga harus bisa mengkomunikasikan apa yang dipikirkan secara efektif melalui percakapan, tulisan, dan media lain.

Secara lebih luas, pengenalan huruf adalah tentang bagaimana cara berkomunikasi di lingkungan sosial. Pengenalan huruf ini bisa membuka keberhasilan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Waktu yang sangat bagus untuk belajar calis adalah di waktu sangat muda. Jangan hanya mengajarkan teknik membaca, namun ajaklah anak untuk bertukar pikiran mengenai ide yang ada di pikiran anak.

Berikut ini adalah tahapan dalam belajar membaca dan menulis:

  1. sebelum anak mulai belajar calis, maka:
    • mempelajari kata-kata dengan bermain kotak-kotak yang ada hurufnya, melihat buku bergambar, bermain magnet kata, dll.
    • mempelajari kata-kata dari lagu, sajak, rambu lalu lintas, dan logo pada kemasan makanan.
    • mempelajari tentang buku cetak, dimana sebuah cerita dimulai sampai berakhir.
    • menyukai buku dan mencoba untuk membacanya.
    • mulai mengerti bahwa pikirannya bisa dituangkan ke dalam buku menggunakan gambar, simbol, dan huruf.
    • mulai berperilaku seperti pembaca, sebagai contoh memegang buku dan pura-pura membaca.
    • mulai bertingkah seperti penulis, memegang pensil dan pura-pura menulis.
    • menggunakan gambar dan ingatannya untuk bercerita.
  2. ketika anak pertama kali belajar calis, maka:
    • menyadari bahwa orang-orang menceritakan sesuatu lewat tulisan
    • mulai tertarik ketika diminta untuk membaca
    • mulai mencocokkan kata-kata yang diucapkan dan yang ditulis dan melihat hubungan antara bunyi dan huruf.
    • mencoba untuk membaca, dan mengucapkan dengan keras kata yang dibacanya.
    • mengerti bahwa gambar bisa membantu mengartikan kata
    • mencoba untuk menulis, misalnya menggunakan gambar, simbol yang mirip huruf, menulis kelompok huruf acak, menulis kata dengan huruf dan memberi spasi diantara kata.
    • mengerti bahwa menggambar dan menulis berbeda.
  3. ketika anak belajar calis hal-hal sederhana, maka:
    • lebih percaya diri dalam menggunakan berbagai metode, seperti isyarat visual untuk mengidentifikasi kata di dalam tulisan
    • mengenali beberapa kata dan mencoba untuk mencoba membaca kata baru
    • menulis kalimat sederhana, menggunakan huruf nyata, spasi antar kata
    • menikmat menulis dan tertarik menulis dengan cara yang berbeda-beda, misalnya menulis daftar belanja, SMS, kartu ucapan, dan label
    • mulai merencanakan, merevisi, mengedit beberapa tulisan
  4. ketika anak sudah lancar calis, maka:
    • mengidentifikasi dan mengartikan kata-kata ketika membaca dengan cara yang bervariasi
    • menghubungkan ide dan pengalaman di dalam buku dengan pengetahuan dan pengalamannya
    • bisa memperkirakan kejadian di dalam cerita
    • bisa mengerti bahwa membaca dan menulis itu hal baik, dan memiliki inisiatif untuk membaca dan menulis untuk tujuannya sendiri
    • menggunakan berbagai strategi untuk mengeja kata-kata dengan benar
    • memilih kata-kata untuk menulis kalimat dan mengorganisasikan kalimat dalam sebuah paragraf.
    • menggunakan berbagai macam cara untuk merencanakan, merevisi, dan mempresentasikan tulisannya sendiri.

Bagi anak, belajar membaca bisa dimulaa dengan mendengarkan orang tua membaca cerita atau koran dengan keras. Proses belajar calis bisa dilakukan dimana saja, tidak harus di sekolah. Orang tua perlu mendorong dan memberi semangat anak untuk belajar. Hindarilah untuk membandingkan kemampuan calis anak dengan anak lainnya. Belajar calis tidak mesti mudah, dan anak perlu tahu bahwa setiap orang belajar dengan kecepatan yang berbeda.

Bebeapa tips berikut bisa dilakukan selama proses pembelajaran calis:

  1. Ajaklah anak untuk bicara, diskusi.
  2. Buatlah calis menjadi kegiatan yang menyenangkan.
  3. Membaca harus rutin setiap hari.
  4. Ngobrol tentang buku
  5. Anak membaca dengan keras dan dengarkan
  6. Berilah contoh-contoh pada anak

Monday, February 20, 2012

Jalan-Jalan ke Kediri

Pada hari Jumat, 17 Feb 2012 kami sekeluarga berencana pergi ke Kediri. Kediri adalah tempat yang penuh kenangan bagi kami, dan marvelous bagi anak kami, khususnya Ardan. Sebenarnya maksud utama bukan jalan-jalan, tapi mengurusi rumah yang sudah tidak dikontrak lagi. Rencana bersih-bersih rumah dan mencari pengontrak baru. Rencana lain yang cukup penting untuk mengenang masa lalu adalah:

  • membeli roti goreng di jl HOS Cokroaminoto, depan pasar Pahing yang hanya buka malam hari. Roti goreng ini menjadi favorit kami pada masa lalu, karena rasanya yang gurih, kenyal, dan tidak keras walau sudah dingin.
  • membeli ronde di jl HOS Cokroaminoto juga, sebelum pasar Pahing. Ronde paling enak menurut kami, racikannya sungguh pas, apalagi klo diminum di tempat.
  • membeli pecel bu Benny, yang sudah tersohor, bahkan pernah masuk Trans7.
  • membuat pentol bakso di gilingan bakso Setono Bethek. Pentol ini rencana akan diberi telur puyuh di dalamnya.
  • membeli soto Bok Ijo yang tempatnya ga di terminal, tapi di tempat Pak Juki, barat prapatan Kemuning.
  • main ke Goa Selomangleng.

Itulah rencana-rencana kami sebelum berangkat kesana. Kami berangkat naik kereta api Rapih Dhoho dari stasiun Sepanjang, jam 16.00. Ternyata kereta terlambat sampai jam 16.45 baru berangkat. Perjalanan cukup nyaman, ukuran kenyamanan tentu jika anak-anak senang dan bisa menikmati, bukan ukuran kami orang dewasa. Sampai di Kediri kira-kira jam 17.25, kami sudah dijemput ibu, bapak, dan Revan yang sudah disana duluan. Dari stasiun, kami langsung menuju rumah Kediri, tanpa mampir kemana-mana, karena kondisi badan sudah capek.

Esoknya kami mulai bersih-bersih rumah, kondisi rumah sangat kotor. Kira-kira pukul 09.30 kami selesai bersih-bersih dan berangkat ke Sri Ratu. Sampai di Sri Ratu masih agak sepi, jadi bisa dapat parkir di tempat yang dekat dengan pintu masuk. Kami langsung menuju ke lantai 5, tempat mainan anak-anak.

Kira-kira pukul 13.00 kami sudah puas keliling ke Sri Ratu. Hasilnya adalah capek, sehingga kami sudah bertekad “hindarilah mall, jika masih ada pilihan lain”. Alangkah enaknya jika main ke tempat yang alami seperti Selomangleng, Pagora, alun-alun. Setelah dari Sri Ratu, langsung menuju ke toko kacamata Soetikno di Rembang (bukan Rembang, Jateng ni). Disana service kacamata mama dan ibu. Cukup lama, kira-kira jam 15.00 baru kelar.

Selanjutnya menuju ke Pak Dul tukang mas buat matri kacamata yang ga bisa dibetulkan di tempat pak Soetikno. Disana kacamata ditinggal, baru bisa diambil esok hari. Sambil menunggu ke pak Dul, anak-anak membeli batagor di depan pasar Setono Betek.

Kira-kira pukul 16.00 kami sampai di rumah. Capek banget rasanya, males mau mandi, padahal airnya seger banget.

Esok harinya, tanggal 19 Feb 2012, kami menerima calon pengontrak rumah, anak mahasiswa dari Kupang. Ada 6 orang yang akan menempati rumah ini, luar biasa kan. Ga nyangka klo rumah itu akhirnya jadi kontrakan mahasiswa, ga kebayang gimana nanti jadinya. Rupanya semua-nya setuju, kecuali aku dan bapak yang agak kurang sreg. Tau sendiri kan, aku juga pernah mahasiswa, gimana klo memperlakukan rumah. Semoga saja nantinya tidak seperti bayanganku, mereka anak-anak mahasiswa STIKES, calon perawat, seharusnya sih bisa jaga kebersihan dan kelakuan.

Pukul 14.00 kami berangkat ke Surabaya, kali ini naik bus. Oh ya, sebelumnya kami mampir ke warung soto Pak Juki. Tercapai juga nih keinginan makan soto khas Kediri. Rasanya? Kok jadi biasa ya menurutku, mungkin karena waktu itu sudah kenyang dan ibu masak banyak. Menurutku tetap masakan ibu, khas Prigi yang paling enak.

Sampai di Surabaya pukul 18.15, masih agak sore dan ga terlalu capek. Makan malam dengan menu teri goreng plus sambel trasi.

Itulah cerita jalan-jalan ke Kediri yang menyisakan banyak rencana yang tidak terlaksana. Mungkin bakalan lama tidak kesana lagi. Hmmm…

Thursday, February 16, 2012

Penjara Hati

Penjara adalah benteng/batas yang membelenggu jiwa. Itulah makna penjara yang sebenarnya. Ketika manusia terkekang untuk berkarya, berekspresi, berpendapat, maka sesungguhnya dia ada di dalam penjara. Ketika manusia takut akan sesuatu/akan melakukan sesuatu/melangkah maka sesungguhnya dia terpenjara. Ketika manusia terpaksa melakukan sesuatu/tidak ikhlas melakukan sesuatu, maka sesungguhnya dia terpenjara. Ketika manusia sombong, maka dia menciptakan penjara bagi dirinya sendiri.

Sesungguhnya manusia diberi kemampuan, akal pikiran untuk membebaskan diri dari penjara. Setiap manusia sebenarnya “mampu”, ini sudah dibuktikan sejak jaman nenek moyang. Namun, penyakit hati-lah yang membuat manusia “tidak mampu” untuk keluar dari penjara. Selain itu, dengan terlalu banyak ilmu dunia, namun kurang ilmu agama juga kadang-kadang membuat manusia kebanyakan berpikir, pertimbangan, tidak tawakal, sehingga terciptalah ketakutan, kekawatiran, yang secara tidak langsung menjadi “penjara” bagi dirinya sendiri.

Pencipta

Penjara diciptakan oleh pikiran dan perasaan manusia sendiri.

Menghilangkan Penjara Hati

Ada banyak nasehat, sumber, dan ritual yang bisa dilakukan untuk menghilangkan penjara hati yang berasal dari beberapa sumber. Ada yang bersumber dari agama, kawruh, adat, dan bahkan pengalaman manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kalau boleh ditarik benang merah (sementara saja), jalan-jalan tersebut intinya kesabaran. Sabar itu gampang diucapkan, namun susah untuk dilaksanakan. Pelaksanaan sabar juga butuh ilmu, karena sabar adalah perilaku dasar, artinya aplikasi sabar itu berbeda-beda untuk setiap situasi dan kondisi. Misalnya, ketika kita diludahi oleh orang, seharusnya apa yang harus kita lakukan? Ya... hal yang disarankan oleh para penasehat biasanya adalah "sabarlah". Nah, sabar disini bisa diterjemahkan sebagai berikut:

  • Kita tidak melakukan apa-apa, tidak membalas, hanya diam saja.
  • Kita balas meludahi orang tersebut.
  • Tidak dibalas, namun memberi nasehat kepada orang tersebut.

Silakan diterjemahkan sendiri arti "sabar" pada kasus diatas tersebut. Tentu masing-masing orang akan bereaksi berbeda. Tergantung apa reaksinya, namun menurut saya adalah harus menahan diri, jangan terpancing emosi. Namun, tentu sulit jika dihadapkan pada persoalan tersebut.

Cara menghilangkan penjara adalah sebagai berikut:

  • Berpikirlah sederhana. Ikutilah sabda Rasulullah, makanlah ketika lapar, berhentilah sebelum kenyang. Statement ini mengandung 2 makna, yaitu perintah untuk makan dan perintah untuk berhenti makan. Ketika perut merasa lapar, maka manusia diperintahkan untuk makan. Perlu diingat juga, waktu makan sebaiknya berniat untuk melaksanakan perintah ini, untuk menjaga kesehatan, maka Insya Allah akan barokah. Dan sekiranya sudah cukup, maka berhentilah makan. Begitu juga dengan roda kehidupan manusia, yang menyerupai siklus pola makan ini.
  • Bersyukurlah. Kata syukur ini sangat sederhana, hampir setiap hari kita dengar, apa itu di percakapan sehari-hari, apalagi di media. Hanya saja, implementasi-nya juga sulit.

Monday, February 13, 2012

Perikanan di Sempu

Prigi sangat terkenal akan produksi ikan laut. Namun produksi ikan laut sifatnya musiman, karena alat-alat yang dipakai masih belum dimodernisasi. Sehingga perlu alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekitar Prigi. Salah satu alternatif adalah produksi ikan tawar atau udang galah.

Target awal dari usaha ini tentu bukan untuk profit. Namun lebih ke sosialisasi usaha alternatif untuk masyarakat sekitar. Untuk menarik minat para petani lokal, tentu hasil akhir juga signifikan, karena tanpa hasil yang signifikan, petani pasti akan berpikir ulang untuk menggeluti usaha ini. Saat ini, kondisi lahan Sempu didominasi oleh tanaman sengon. Tentu hal ini kurang produktif, mengingat tanaman ini baru bisa dipanen setelah berumur minimal 5 tahun. Sengon lebih cocok ditanam di lahan yang kurang produktif atau jauh dari pemukiman.

Namun usaha ini perlu evaluasi lebih lanjut. Terutama mengenai hal-hal berikut ini:
  • Pengairan. Pengairan sangat penting untuk usaha perikanan. Apa keuntungan dan kerugian usaha ini jika dibandingkan dengan usaha sejenis dengan karamba di waduk, danau, atau telaga?
  • Budaya masyarakat. Masyarakat Prigi masih sangat asing dengan konsumsi dan budidaya ikan tawar. Mungkin sebagian besar masyarakat tidak suka dengan citarasa ikan tawar yang sangat berbeda dengan ikan laut. Namun, lidah pasti bisa berganti selera, jika terbiasa. Dengan proses sosialisasi dan keuntungan yang menjanjikan, pasti masyarakat juga akan gemar mengonsumsinya, terutama pada saat musim paceklik ikan laut.

Ternak Kambing di Ketog

Melihat keadaan tegalan di Ketog, rasanya ingin membuat sebuah peternakan kambing yang serius. Artinya dari lahan yang ada, sebagian dipake untuk menanam pakan, sebagian untuk tempat istirahat pengunjung atau karyawan, dan sebagian dipake untuk kandang itu sendiri. Kira-kira cukup lah...

Pia Durian

Pernah makan pia durian? Terus terang, saya belum pernah melihat bentuk, mendengar beritanya, apalagi memakannya. Namun, ide ini terbersit begitu saja, melihat kesuksesan pia telo ungu yang sukses di kota Malang.

Kenapa kok pia durian? Produk ini saya rasa bisa menjadi unggulan di daerah Prigi, mengingat untuk 5 tahun ke-depan Prigi akan menjadi penghasil durian utama. Jika sedang musim, harga durian pasti jatuh bebas. Nah, daripada dijual murah, lebih baik durian-durian ini ditampung untuk dijadikan pia.

Dibutuhkan teknologi untuk menyimpan durian ini dalam waktu yang cukup lama, untuk kemudian diolah menjadi pia dengan citarasa tinggi. Produk pia harus memiliki citarasa tinggi, ga bisa sembarangan. Setidaknya bisa sejajar dengan pia telo Malang, bakpia pathok Yogyakarta.

  

Saturday, February 11, 2012

Pengusaha

Pengusaha mempunyai tugas untuk merealisasikan ide, inovasi, kreasi dari para innovator, peneliti menjadi solusi yang bisa dipakai oleh para pengguna, konsumen.

Jadi pengusaha itu lebih berupa mediator, penyambung lidah antara para ilmuwan, seniman, innovator dengan konsumen.

Olahraga Berkuda di Hutan Prigi

Pernah nontoh film pencak silat jaman dahulu, seperti Misteri Gunung Merapi, Tutur Tinular? Kira-kira ide bisnis diatas diinspirasi oleh film-film itu. Jika di tempat wisata yang lain pengunjung diberikan jalan-jalan naik kuda memutari arena wisata, maka kali ini pengunjung diajak berpetualang naik kuda di tengah hutan. Hutan di sekitar Pantai Prigi cukup luas untuk memuaskan hasrat para petualang.

Wednesday, February 08, 2012

Cinta dan Benci

Janganlah terlalu mencintai sesuatu dan janganlah terlalu membenci sesuatu. Terlalu mencintai itu hanya kepada Allah.

Aku sering sekali ingat dengan jargon tersebut, namun sering lupa. Baru ingat ketika justru mengalaminya sendiri. Pernah suatu saat aku terpaksa tinggal di suatu tempat/lingkungan yang aku dulu sangat tidak menyukainya. Tapi ternyata benci/cinta itu memang tidak kekal. Seiring dengan berjalannya waktu, aku justru mencintai tinggal di tempat itu. Aneh kan???

Perjalanan ke Surabaya

Melanjutkan catatan perjalanan yang kemarin. Inilah saatnya aku balik ke Surabaya, tepatnya tanggal 6 Februari 2012. Kenapa perjalanan ini terasa spesial? Karena rute dan sarana yang aku tempuh beda dengan biasanya, yaitu perjalanan estafet dengan melalui jalur Pantura.

Kira-kira jam 11.45 aku sampai di terminal Pulogadung. Turun dari busway, ada pintu masuk menuju bus luar kota, aku langsung ditarik-tarik oleh para calo dengan gaya yang khas, sedikit memaksa. Setelah sebelumnya aku akan naik bus Bejeu, akhirnya luluh juga oleh calo bus Muji Jaya, padahal ada agen Bejeu, Nusantara juga yang mendekatiku. Gayanya yang ndeso, tak pikir ga neko-neko, ternyata aku malah kecele. Aku tanya kepada agen/calo bus Muji Jaya, berangkat jam berapa? Dia bilang sebentar lagi berangkat, akhirnya aku tebus tiket seharga 90.000 rupiah. Aku baru tau klo masa low-season tiket itu bisa ditawar sampai 80.000 rupiah. Ternyata di dalam bus baru terisi 1 orang penumpang dan baru berangkat jika penumpang sudah 20 orang, kayak angkutan pedesaan aja ya :) Mulai perasaan menyesal karena telah kalah dengan calo/agen.

Kira-kira jam 14.45 bus berangkat meninggalkan Pulogadung. Jadi aku menunggu bus ini selama 3 jam, luarrr biasa kan. Sedangkan bus Bejeu, Haryanto, Nusantara telah berangkat maksimal jam 13.00. Dari sini bisa dipetik pelajaran, jangan sekali-sekali mengikuti calo/agen. Padahal sejak awal aku sudah berencana naik Bejeu. Rasain lo... kataku dalam hati. Bus berangkat perlahan-lahan, tidak ada yang istimewa dengan perjalanan ini.

Kira-kira jam 17.15 bus beristirahat di rumah makan daerah Indramayu. Semua penumpang dapat kupon makan semi prasmanan dengan menu dan pelayanan yang mirip sekali dengan rumah makan di perjalanan Surabaya - Jakarta sebelumnya. Namun terasa beda, terus terang rasa lebih enak dan teh lebih segar. Apa karena aku merasa lapar? Ga tau, tapi kesan yang kutangkap seperti itu. Setengah jam kemudian bus berangkat lagi.

Kira-kira pukul 00.30 bus beristirahat di rumah makan daerah Weleri. Sepi sekali rumah makan itu, hanya ada 1 bus pengunjung dan tidak ada yang istimewa disini. Setengah jam kemudian bus berangkat lagi.

Kira-kira pukul 02.00 bus sampai di terminal Kudus. Aku menunggu di pinggir terminal, ngobrol kesana-kemari dengan tukang ojek yang sangat bersahaja. Ngobrol tentang daerah Kudus, ternyata 'gaya' orang-orang Kudus sama juga dengan kota-kota kecil yang lain seperti Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Madiun, khas banget.

Kira-kira pukul 02.45 aku baru dapet bus Indonesia jurusan Surabaya non-AC dengan tarif 34.000. Selama di perjalanan aku banyak tidur, baru bangun di daerah Tuban kira-kira pukul 06.00.

Kira-kira pukul 08.30 sampailah aku di kota Surabaya yang panas. Perjalanan yang melelahkan, baru sekarang terasa lelah, bener-bener lelah lahir batin. Pelajaran yang berharga, rencanakanlah perjalanan dan jangan sekali-sekali termakan bujuk rayu para calo, harus tetap konsisten.

Istilah Penting

Presisi dan Akurasi

Presisi dan akurasi tidak sama. Presisi adalah konsistensi dimana nilai dari pengukuran yang berulang dibagi dan memiliki nilai sebaran kecil. Akurasi adalah ketepatan dimana nilai pengukuran sangat dekat dengan nilai asline. Pengukuran yang presisi tidak perlu akurat. Pengukuran yang akurat tidak perlu presisi.

Kontrak

A contract is a mutually binding agreement that obligates the seller to provide the specified products, services, or results, and obligates the buyer to provide monetary or other valuable consideration.

Tuesday, February 07, 2012

Perjalanan ke Jakarta

Tanggal 1 Februari 2012 aku ada acara bepergian. Tujuanku adalah ke Jakarta dengan menggunakan bus estafet. Kebetulan barang bawaanku tidak terlalu banyak, dan mengikuti cerita perjalan dari seorang anggota Busmania yang pernah kubaca di blog-nya. Ke Jakarta ternyata lebih menyenangkan dengan ganti bus di terminal Kudus, begitu katanya. Terus terang aku juga penasaran, ingin lebih tau daerah pantura Surabaya - Semarang, karena selama ini aku lebih banyak menyusuri jalur selatan.

Kira-kira pukul 10.30, aku melangkahkan kaki keluar rumah. Tengok kanan-kiri tak ada ojek, atau becak, akhirnya jalan kaki sambil menunggu ojek di tengah jalan. Kira-kira baru berjalan 500 meter, ada seorang tukang ojek lewat, dan langsung aku stop. Sampai di terminal Bungurasih kira-kira pukul 10.45, setelah membayar 7000 perak, aku langsung menuju jalur pemberangkatan bus menuju Semarang. Kira-kira pukul 11.00 bus Jaya Utama langsung berangkat, dengan penumpang yang lumayan-lah, sekitar 65% kursi terisi. Tak lama kemudian kondektur menghampiriku, dan memberikan karcis dengan tarif 55.000 untuk tujuan Kudus plus makan siang.

Kira-kira pukul 13.00 bus sampai di rumah makan di pinggir pantai, daerah Tuban. Rumah makan yang sederhana dengan menu yang bisa dikatakan sangat sederhana juga. Namun, lumayan juga lah untuk mengisi kekosongan perut, dan lagi ini adalah perjalanan dengan budget pas-pasan. Sekitar 0.5 jam di rumah makan, bus langsung berangkat lagi.

Kira-kira pukul 17.15 bus sampai di terminal Kudus. Cukup deg-degan, karena belum sholat Dhuhur Ashar dan belum membeli tiket bus ke Jakarta. Dengan tergopoh-gopoh, aku segera sholat di musholla terminal dan langsung mencari agen bus Bejeu, sesuai rekomendasi sebuah blog busmania. Ternyata ramai sekali suasana terminal Kudus di sore hari, dan akhirnya kutemukan agen bus Bejeu. Ada 2 tipe, VIP dan EXE, aku pilih yang VIP dengan tarif 95.000, meski selisihnya hanya 10.000, namun kursi EXE tinggal 1, tepat di belakang sopir. Bus berangkat setelah Maghrib, jadi masih lumayan lama aku menunggu.

Kira-kira pukul 18.30 bus berangkat, bersama-sama dengan bus lain tujuan Jakarta. Baru tau klo ternyata orang Kudus banyak juga yang kerja di Jakarta. Kami mendapat 1 botol 600ml air mineral dan sepotong roti (yang konon roti ini sangat enak menurut referensi di blog, namun kira-kira biasa saja).

Kira-kira pukul 20.30 bus berhenti makan malam di daerah Batang. Kami mendapatkan kupon makan malam semi prasmanan. Kenapa semi prasmanan, karena khusu untuk lauk, tidak bisa kita ambil sepuasnya. Jadi all you can eat hanya berlaku untuk nasi, sayur, sambal, krupuk, timun, sedangkan lauk (yang biasanya ayam goreng) hanya dapat jatah sepotong, dan minum juga segelas teh manis. Tapi... ya cukup-lah untuk harga segitu.

Kira-kira pukul 21.15 bus berangkat lagi, dan aku langsung tertidur pulas setelah menikmati menu semi prasmanan yang sangat mengenyangkan.

Kira-kira pukul 03.30 bus sudah sampai di terminal Pulogadung. Cepet ya ternyata... Badan juga tidak terlalu capek, beda klo naik kereta api atau bus langsung Surabaya - Jakarta. Setelah sholat subuh, aku langsung menuju ke Depok dengan naik bus Kowanbisata dengan tarif 6000 (klo siang cukup 4000).

Kira-kira pukul 06.00 aku sudah sampai di rumah Depok.

Begitulah perjalanan dengan budget pas-pasan dari Surabaya ke Jakarta.