Wednesday, February 08, 2012

Perjalanan ke Surabaya

Melanjutkan catatan perjalanan yang kemarin. Inilah saatnya aku balik ke Surabaya, tepatnya tanggal 6 Februari 2012. Kenapa perjalanan ini terasa spesial? Karena rute dan sarana yang aku tempuh beda dengan biasanya, yaitu perjalanan estafet dengan melalui jalur Pantura.

Kira-kira jam 11.45 aku sampai di terminal Pulogadung. Turun dari busway, ada pintu masuk menuju bus luar kota, aku langsung ditarik-tarik oleh para calo dengan gaya yang khas, sedikit memaksa. Setelah sebelumnya aku akan naik bus Bejeu, akhirnya luluh juga oleh calo bus Muji Jaya, padahal ada agen Bejeu, Nusantara juga yang mendekatiku. Gayanya yang ndeso, tak pikir ga neko-neko, ternyata aku malah kecele. Aku tanya kepada agen/calo bus Muji Jaya, berangkat jam berapa? Dia bilang sebentar lagi berangkat, akhirnya aku tebus tiket seharga 90.000 rupiah. Aku baru tau klo masa low-season tiket itu bisa ditawar sampai 80.000 rupiah. Ternyata di dalam bus baru terisi 1 orang penumpang dan baru berangkat jika penumpang sudah 20 orang, kayak angkutan pedesaan aja ya :) Mulai perasaan menyesal karena telah kalah dengan calo/agen.

Kira-kira jam 14.45 bus berangkat meninggalkan Pulogadung. Jadi aku menunggu bus ini selama 3 jam, luarrr biasa kan. Sedangkan bus Bejeu, Haryanto, Nusantara telah berangkat maksimal jam 13.00. Dari sini bisa dipetik pelajaran, jangan sekali-sekali mengikuti calo/agen. Padahal sejak awal aku sudah berencana naik Bejeu. Rasain lo... kataku dalam hati. Bus berangkat perlahan-lahan, tidak ada yang istimewa dengan perjalanan ini.

Kira-kira jam 17.15 bus beristirahat di rumah makan daerah Indramayu. Semua penumpang dapat kupon makan semi prasmanan dengan menu dan pelayanan yang mirip sekali dengan rumah makan di perjalanan Surabaya - Jakarta sebelumnya. Namun terasa beda, terus terang rasa lebih enak dan teh lebih segar. Apa karena aku merasa lapar? Ga tau, tapi kesan yang kutangkap seperti itu. Setengah jam kemudian bus berangkat lagi.

Kira-kira pukul 00.30 bus beristirahat di rumah makan daerah Weleri. Sepi sekali rumah makan itu, hanya ada 1 bus pengunjung dan tidak ada yang istimewa disini. Setengah jam kemudian bus berangkat lagi.

Kira-kira pukul 02.00 bus sampai di terminal Kudus. Aku menunggu di pinggir terminal, ngobrol kesana-kemari dengan tukang ojek yang sangat bersahaja. Ngobrol tentang daerah Kudus, ternyata 'gaya' orang-orang Kudus sama juga dengan kota-kota kecil yang lain seperti Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Madiun, khas banget.

Kira-kira pukul 02.45 aku baru dapet bus Indonesia jurusan Surabaya non-AC dengan tarif 34.000. Selama di perjalanan aku banyak tidur, baru bangun di daerah Tuban kira-kira pukul 06.00.

Kira-kira pukul 08.30 sampailah aku di kota Surabaya yang panas. Perjalanan yang melelahkan, baru sekarang terasa lelah, bener-bener lelah lahir batin. Pelajaran yang berharga, rencanakanlah perjalanan dan jangan sekali-sekali termakan bujuk rayu para calo, harus tetap konsisten.

No comments: