Wednesday, October 15, 2014

Mudik Oktober 2014 Bangunkarta - Gajayana

Aku berangkat hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2014. Setelah pulang dari kantor, aku langsung menuju tempat kost untuk ganti baju dan mengambil tas. Pulang kali ini agak dadakan, karena cuti sehari belum di-approve dari kantor, namun karena hendak mengantar isteriku dari Jakarta, aku berniat untuk ijin saja. Setelah selesai berkemas, aku langsung menuju jalan Rasuna, seperti biasa naik P20, turun di perempatan jalan Diponegoro, aku lanjutkan naik bus Mayasari jurusan Ciputat - Senen, turun di Salemba. Aku langsung menjemput isteriku di Wisma Sindoro, sebelum naik taxi ke Gambir, aku sempatkan beli makan malam di warung penyet depan wisma Sindoro. Jarak Salemba - Gambir menghabiskan argo 15.900 untuk taxi Express, namun akun kasih 20.000.

Pukul 06.00 hari Jumat, 10 Oct 2014, kereta Bangunkarta (440K) sampai di Nganjuk, telat hampir 1 jam. Untuk performance PTKAI sudah ga perlu dikomentari, speechless, very-very disappointing, cuma karena ga ada yang lain aja jadinya harus naik KA. Naik bus macet parah, naik pesawat jauh dan mahal, ya akhirnya naik KA deh, ga murah juga, tapi ga parah macetnya. Bukannya mengeluh, namun kenaikan harga tiket dengan kualitas pelayanan ga seimbang. Klo orang Jawa bilang, ga nyucuk.

Kami menyusuri jalan menuju jalan bus, dan naik Kawan Kita sampai Kediri (18.000), disambung Pelita Indah (10.000) sampai Tulungagung, disambung lagi Rukun Jaya (10.000) sampai Durenan, dan disambung lagi colt (22.000) sampai Prigi. Sampailah jam 11.30 di Prigi, pas menjelang Jumatan. Oh ya, selama perjalanan kami tidak mampir kemana-mana, hanya beli oleh-oleh tahu kuning di terminal Kediri dan makan tahu goreng 2000-an di bus Pelita Indah. Aku ajak Ardan untuk sholat Jumat, sedangkan kedua adiknya bersama mama dan nenek-nya di rumah. Sepulang Jumatan, aku langsung makan dengan menu sayur bobor bayam, ikan semar linting, dan sisa-sisa ikan goreng hari kemarin sepertinya. Sangat nikmat, sampai gule daging di kulkas sama sekali tidak tersentuh.

Hari Minggu aku balik ke Jakarta, naik Gajayana (560K) jam 16.10 dari Tulungagung. Tempat duduk lumayan lebih ergonomis daripada Bangunkarta, namun tetap saja cuapekkk banget. Lagi-lagi kereta mahal ini telat nyampe Gambir, jam 05.30 baru nyampe, jadi telat 1 jam, luarrr biasa, kinerja super kinclong dari PJKA. Sepertinya inilah prestasi maximal dari SDM kita, ga mungkin bisa lebih baik lagi, hopeless and speechless. Sangat bangga dengan kerapihan stasiun, tapi kualitas pelayanan masih jauh dari menggembirakan. Wajar bisa untung, kan banyak yang dikorbankan, mata pencaharian pedagang asongan, penggusuran, komersialisasi asset, dan kenaikan harga tiket. Huehehehehe...

Kata Mutiara

“Pernikahan adalah suatu bentuk kerjasama antara suami dan istri untuk mencapai surga.”

Surga, adalah tujuan akhir dari kehidupan umat manusia. Manusia harus mengumpulkan poin yang didapat dari melakukan ibadah dan amal perbuatan. Salah satu sarana untuk mengoptimalkan pengumpulan poin adalah dengan pernikahan. Pernikahan yang sakinah, dilandasi oleh cintah dan keikhlasan akan menjadi lumbung amal bagi anggota keluarga.

“Jangan terlalu posesif terhadap segala milik anda, ingat segala sesuatu adalah milik Allah, namun menjaga dan merawat milik anda merupakan sebuah kewajiban.”

Bagaimana cara menjaga dan merawat segala milik anda? Terhadap harta misalnya, tunaikanlah kewajiban terhadap harta benda, jangan lupa sedekah dan hak anak yatim. Terhadap keluarga, teman misalnya, tunaikanlah kewajiban terhadap keluarga, teman, berilah perhatian kepada mereka.

Bermalam di Wisma Sindoro

Tanggal 6 – 9 Oktober 2014, isteriku ada coaching di UI Salemba. Berdasarkan rekomendasi senior-nya, isteriku menginap di guest house dekat UI Salemba, bernama Wisma Sindoro. Sedangkan teman-temannya menginap di Hotel Atlantik yang juga tidak jauh dari UI Salemba. Tarif per malam di wisma itu, sebesar 300 ribu untuk kamar 2 orang, dan 150 ribu untuk kamar 1 orang. Tempatnya cukup nyaman, serasa menginap di rumah saudara, benar-benar jauh dari kesan menginap di hotel yang serba kaku. Pintu pagar dikunci jam 20.00, jadi kami masing-masing diberi kunci pagar dan kunci masuk rumah. Lucu kan, mana ada kayak gitu klo di hotel. Ada fasilitas dapur, meja makan, dan ruang keluarga jika kita ingin menghabiskan waktu ngobrol bersama teman-teman. Yang pasti, recommended jika ingin mencari suasana yg homy (serasa di rumah) dan kebersamaan bersama keluarga. Selama 3 malam, aku menemani isteriku belajar untuk menghadapi coaching.

Cukup segitu kali ya.