Saturday, March 24, 2012

Perjalanan ke Surabaya

Kamis, 15 Maret 2012, pukul 16.00 aku berangkat dari Pulogadung menuju ke Kudus, dengan bus Bejeu dengan tarif 90 ribu. Kondisi bus terisi kira-kira 70%. Aku duduk di kursi tengah. Sepanjang perjalanan aku merasa tidak nyaman, badan capek, pegal karena AC-nya sangat dingin.

Pukul 03.00 aku sampai di terminal Kudus. Suasana masih sangat sepi.

Pukul 04.00 aku menuju ke Surabaya dengan bus Indonesia dengan tarif 33.000.

Pukul 11.00 samai di terminal Bungurasih. Setelah membayar parkir 7000, aku langsung pulang ke rumah.

Perjalanan ke Jakarta

Rabu, 14 Maret 2012, pukul 10.20 aku berangkat ke Semarang dengan bus patas Sinar Mandiri Mulia. Tarif bus ini adalah 50 ribu tanpa makan, jadi sebetulnya lebih mahal dari bus Jaya Utama. Hal yang membuat bis ini kurang nyaman adalah setelah AC-nya yang sangat dingin. Selain itu bus ini juga sering menaikkan penumpang, persis seperti bus ekonomi AC.

Sekitar pukul 14.20, bus mampir di rumah makan Pantura Ria di perbatasan Jatim – Jateng. Aku tidak makan, hanya menunaikan sholat Dhuhur.

Pukul 17.00, bus sampai di terminal Kudus. Aku langsung mencari tiket, dan akhirnya dapet bus Budi Jaya dengan harga 85 ribu. Setelah membayar tiket, aku segera mencari makan di dekat terminal. Ketemu-lah sebuah warung kecil yang menjual aneka macam masakan khas Kudus. Aku memesan soto ayam, yang ternyata rasanya maknyusss, apalagi dengan harga 5000 sudah plus teh manis.

Pukul 18.00, bus Budi Jaya berangkat dari terminal Kudus. Ternyata kondisi bus sungguh mengecewakan, tidak ada selimut, kursi yang kurang ergonomis, dan jumlah kursi yang banyak, tidak seperti bus-bus yang lain.

Pukul 08.30, bus baru sampai di Pulogadung, setelah sebelumnya mampir dulu ke Lebakbulus. Sungguh lama sekali perjalanannya, apalagi dengan kondisi kursi yang kurang nyaman, membuat capek di badan.

Perjalanan ke Surabaya

Kamis, 8 Maret, 2012 pukul 21.30 aku berangkat menuju Semarang dengan kereta api Tawang Jaya. Aku duduk di bangku yang ditempati 3 orang, namun hanya ditempati 2 orang. Jadi kondisi kereta tidak terlalu penuh, beberapa kursi lain juga kosong. Aku baru pertama kali ini naik kereta api ini. Suasana kereta tidak terlalu penuh, mengingatkanku pada kereta api ekonomi masa-masa kuliah dulu, kosong melompong, sampai bisa selonjoran di kursi.

Jumat, 9 Maret 2012, pukul 06.30 kereta tiba di stasiun Poncol Semarang. Suasana kota Semarang waktu itu cukup cerah. Setelah menunaikan sholat Subuh dan membersihkan diri di toilet, aku langsung keluar hendak mencari sarapan dan menuju ke terminal Terboyo. Di depan stasiun, ternyata ada warung kecil yang cukup ramai. Aku langsung menuju kesitu, setelah menunggu beberapa waktu karena penuh. Ternyata memang citarasa masakannya cukup enak, apalagi teh-nya, terasa banget, nendang rasanya, pantes ramai.

Pukul 08.00, aku meninggalkan terminal Terboyo dengan bus Indonesia. Tidak ada yang istimewa dengan perjalanan ini. Seperti biasanya, bus Surabaya Semarang berjalan dengan santai dan beberapa kali ngetem di tempat yang tidak pasti dalam waktu yang cukup lama.

Pukul 02.00, aku tiba di terminal Bungurasih. Setelah membayar 6000 ribu di tempat parkir sepeda motor, aku langsung menuju ke rumah.

Perjalanan ke Jakarta

Rabu, 7 Maret 2012, pukul 10.00 aku berangkat menuju terminal Bungurasih. Setelah membeli kue bika dan pukis, mengisi pulsa, dan mampir ke ATM, motor segera kutitipkan di penitipan sepeda dekat terminal. Setelah berjalan kira-kira 5 menit, aku langsung menuju pemberangkatan bus patas menuju Semarang.

Pukul 10.40, bus patas Jaya Utama segera berangkat dari terminal Bungurasih. Kondisi bus tidak terlalu penuh. Setelah membayar ongkos 55 ribu, aku segera terlelap. Bus mampir sebentar di rumah makan setelah kota Tuban. Lalu lintas pada saat itu tidak terlalu ramai, namun macet cukup lama di daerah sebelum Juwana.

Pukul 17.20, bus sampai di terminal Kudus. Aku segera mencari tiket untuk menuju Pulogadung. Target pertama adalah bus Bejeu, namun sudah habis. Akhirnya aku dapat bus Haryanto, dengan harga 90 ribu setelah melalui proses tawar menawar. Dengan harga segitu, aku dapat kursi nomor 2 dari belakang. Kondisi bus kurang nyaman, air toilet-nya kotor, dan banyak debu. Selain itu, aku juga agak curiga, karena beberapa kali mekanik memeriksa kondisi mesin bus. Namun karena sudah membayar dan perjalanan-ku juga tidak terlalu tergesa-gesa, aku cuek aja.

Setelah pengalaman naik bus malam, ternyata memang yang enak adalah kursi belakang atau depan sekalian. Kursi tengah memang nyaman secara suspensi, namun secara udara ventilasi sangat kurang nyaman, karena terlalu banyak angin yang lewat. Begitu naik, aku juga langsung terlelap, terbangun ketika bus istirahat untuk makan malam di daerah Batang.

Pada pukul 01.00-an, bus berhenti lama sekali di sebuah pangkalan truk, masih di daerah Jawa Tengah. Rupanya bus mengalami kerusakan. Setelah menunggu lama sekali, seluruh penumpang dialihkan ke bus Safari Darma Raya yang kondisinya jauh lebih parah. Diantara sekian banyak penumpang, tidak ada yang komplain dengan kondisi itu. Jadi penumpang yang kebanyakan masih muda itu, sangat kooperatif.

Pada pukul 11.00, bus sampai di Jakarta. Aku turun di depan halte Gudang Garam, Cempaka Putih. Saat itu tujuanku ke stasiun Senen untuk membersihkan badan dan mencari tiket kereta api untuk balik. Sesampai di Senen, aku mencari tiket dulu, dan akhirnya dapet Tawang Jaya. Kereta api jurusan Solo, Jakarta, Malang sudah habis semua.